Imunisasi merupakan cara terbaik untuk melindungi anak dari berbagai macam penyakit. Anda mendengar hal ini dari dokter, media masa, brosur...
11 years ago
Imunisasi merupakan cara terbaik untuk melindungi anak dari berbagai
macam penyakit. Anda mendengar hal ini dari dokter, media masa, brosur
di klinik, atau teman-teman Anda. Tetapi, apakah Anda pernah berpikir
ulang tentang tujuan imunisasi? Pernahkah anda meniliti lebih lanjut
terhadap isu-isu dan cerita mengenai sisi lain imunisasi (yang tidak
pernah diinformasikan oleh dokter)? Baiklah, mari kita ikuti lebih
lanjut…
Serangkaian imunisasi yang terus digiatkan
hingga saat ini oleh pihak-pihak terkait yang katanya demi menjaga
kesehatan anak, patut dikritisi lagi baik dari segi kesehatan maupun
syariat. Teori pemberian vaksin yang menyatakan bahwa “memasukkan bibit
penyakit yang telah dilemahkan kepada manusia akan menghasilkan
pelindung berupa anti bodi tertentu untuk menahan serangan penyakit yang
lebih besar. Benarkah?
Vaksin
begitu dipercaya sebagai pencegah penyakit. Hal ini tidak terlepas dari
adanya 3 mitos yang sengaja disebarkan. Padahal, hal itu berlawanan
dengan kenyataan.
- Effektif melindungi manusia dari penyakit
Kenyataan:
Banyak penelitian medis mencatat kegagalan vaksinasi. Campak, gabag,
gondong, polio, terjadi juga di pemukiman penduduk yang telah
diimunisasi. Sebagai contoh, pada tahun 1989, wabah campak terjadi di
sekolah yang punya tingkat vaksinasi lebih besar dari 98%. WHO juga
menemukan bahwa seseorang yang telah divaksin campak, punya kemungkinan
15 kali lebih besar untuk terserang penyakit tersebut daripada yang
tidak divaksin.
- Imunisasi merupakan sebab utama penurunan jumlah penyakit
Kebanyakan
penurunan penyakit terjadi sebelum dikenalkan imunisasi secara masal.
Salah satu buktinya, penyakit-penyakit infeksi yang mematikan di AS dan
Inggris mengalami penurunan rata-rata sebesar 80%, itu terjadi sebelum
ada vaksinasi. The British Association for the Advancement of Science
menemukan bahwa penyakit anak-anak mengalami penurunan sebesar 90%
antara 1850 dan 1940, dan hal itu terjadi jauh sebelum program imunisasi
diwajibkan.
- Imunisasi benar-benar aman bagi anak-anak
Yang
benar, imunisasi lebih besar bahayanya. Salah satu buktinya, pada tahun
1986, kongres AS membentuk The National Childhood Vaccine Injury Act,
yang mengakui kenyataan bahwa vaksin dapat menyebabkan luka dan
kematian.
- Racun dan Najis? Tak Masuk Akal
Apa
saja racun yang terkandung dalam vaksin? Beberapa racun dan bahan
berbahaya yang biasa digunakan seperti Merkuri, Formaldehid, Aluminium,
Fosfat, Sodium, Neomioin, Fenol, Aseton, dan sebagainya. Sedangkan yang
dari hewan biasanya darah kuda dan babi, nanah dari cacar sapi, jaringan
otak kelinci, jaringan ginjal anjing, sel ginjal kera, embrio ayam,
serum anak sapi, dan sebagainya. Sungguh, terdapat banyak persamaan
antara praktik penyihir zaman dulu dengan pengobatan modern. Keduanya
menggunakan organ tubuh manusia dan hewan, kotoran dan racun (informasi
ini diambil dari British National Anti-Vaccination league)
Dr.
William Hay menyatakan, “Tak masuk akal memikirkan bahwa Anda bisa
menyuntikkan nanah ke dalam tubuh anak kecil dan dengan proses tertentu
akan meningkatkan kesehatannya. Tubuh punya cara pertahanan tersendiri
yang tergantung pada vitalitas saat itu. Jika dalam kondisi fit, tubuh
akan mampu melawan semua infeksi, dan jika kondisinya sedang menurun,
tidak akan mampu. Dan Anda tidak dapat mengubah kebugaran tubuh menjadi
lebih baik dengan memasukkan racun apapun juga ke dalamnya.” …..
(Immunisation:The Reality behind the Myth)
Allah
telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Manusia
merupakan khalifah di bumi, sehingga merupakan ashraful makhluqaat
(makhluk termulia). Mengingat keunggulan fisik, kecerdasan, dan jiwa
secara hakiki, manusia mengungguli semua ciptaan Allah yang ada. Manusia
merupakan makhluk unik yang dilengkapi sistem kekebalan alami yang
berpotensi melawan semua mikroba, virus, serta bakteri asing dan
berbahaya.
Jika manusia menjalani hidupnya sesuai
petunjuk syariat yang berupa perintah dan larangan, kesehatannya akan
tetap terjaga dari serangan virus, bakteri, dan kuman penyakit lainnya.
Sedangkan orang-orang kafir, mengangap adanya kekurangan dalam diri
manusia sebagai ciptaan Allah, sehingga berusaha sekuat tenaga
memperkuat sistemn pertahanan tubuh melalui imunisasai yang tercampur
najis dan penuh dengan bahaya.
Manusia merupakan
makhluk yang punya banyak kelebihan. Terdapat perbedaan yang mencolok
antara manusia dengan hewan tingkat rendah. Apa yang dapat diterapkan
padanya tidak cocok bagi hewan, demikian juga sebaliknya. Namun,
orang-orang atheis menyamakan hewan dengan manusia, sebab mereka
menganut teori evolusi manusia melalui kera yang sangat “menggelikan”.
Oleh karena itu, mereka percaya bahwa apa yang dimiliki hewan dapat
secara aman dimasukkan ke dalam tubuh manusia. Jadi, sel-sel hewan,
virus, bakteri, darah, dan nanah disuntikkan ke dalam tubuh manusia.
Logika setan ini adalah menjijikkan menurut Islam.
Imunisasi
digembar-gemborkan sebagai suatu bentuk keajaiban pencegahan penyakit,
padahal faktanya cara itu tidak lebih hanya sebagai proyek penghasil
uang para dokter dan perusahaan farmasi. Dalam kenyataannya, imunisasi
lebih banyak menyebabkan bahaya daripada kesehatan. Bahkan, mengacaukan
proses-proses alami yang ada dalam ciptaan-Nya. Nah, dengan paparan
singkat ini, orang tua mana yang merasa tidak takut untuk memberikan
imunisasi pada anaknya?