One of the essential characteristics of the religion of Islam is its insistence that when a people recognize Allah Most High as 'sovereign' (al-Malik) then they must ensure that the State and all its institutions submit to Allah's supreme authority and supreme law. If the State, rather than Allah, is recognized as sovereign, and that is the essence of the secularism, Islam declares such to be Shirk (blasphemy) and that is the greatest sin possible.
Around the world today the modern secular State is universally recognized as sovereign. Its authority is recognized as supreme, and so too its law. And so, around the world today mankind is now embraced by a universal political Shirk (blasphemy). This is, in fact, one of the major signs that we now live in the age of Dajjal, the false Messiah or Anti-Christ, who deceived mankind into worshipping other than Allah Most High. He, Dajjal, is the mastermind behind today's world order about which the Hadith declares that 999 out of every 1000 will enter into the hellfire. But even Muslims seem to be unaware of this.
This book is a part of a larger unpublished work on the Organisation of Islamic Conference. It documents and exposes the complicity of the Saudi-Wahabi alliance in the fall of the Khilafate and the subsequent obstacles imposed to prevent the re-establishment of the Khilafat. Required reading for Muslims who are seeking to make sense of the world today.
Download the e-book
TIPUDAYA FREEMASONRY DI ASEAN
Memang, telah banyak ditulis orang tentang Gerakan Freemasonrydi luar kawasan Asia Tenggara. Tetapi memang belum ada Penulis yang menguraikannya mengenai kiprah gerakan tersebut di kawasan tersebut).Padahal, Gerakan Freemasonry yang dikenal dengan nama Masuniyah (dalam bahasa Arab), Masunik (bahasa Urdu), Freemasonry (bahasa Inggris), Vrijmetselarij (bahasa Belanda), France Masonneri (bahasa Perancis), ini telah merasuk dan memang sengaja dibawa oleh kaum penjajah, jauh sebelum terjadi Perang Dunia I. dan merupakan bagian dari Konspirasi Zionis.
Maka, inilah risalah kecil, yang ditulis oleh saudara seiman, Abdullah Patani, seorang Muslim yang berasal dari kawasan Patani (Thailand bagian Selatan) pada tahun 1939.
Ia mengecap bangku sekolah di Jala (Thailand Selatan), dan selama enam tahun ia mendalami dan mengkaji ilmu-ilmu keislaman di Pesantren Bangil (Jawa Timur-Indonesia).
Abdullah Patani melanjutkan studinya di Saudi Arabia. Ia kemudian bermukim di Saudi Arabia setelah menyelesaikan perguruan tingginya.
Akhirnya, kita akan membahas metode-metode yang digunakan Masonry untuk membantu pengembangan dan pelestarian tatanan sosial yang berdasarkan dogma-dogma ini. Filsafat mereka dan metode yang mereka gunakan untuk mengembangkan filsafat ini akan didedah dan dikritisi.
Diharapkan bahwa fakta-fakta penting yang diuraikan di dalam buku ini akan menjadi sarana bagi banyak orang, termasuk para Mason sendiri, agar mampu melihat dunia dengan kesadaran yang lebih baik.
Setelah membaca buku ini, pembaca akan mampu mempertimbangkan banyak hal, dari aliran filsafat hingga kepala berita surat kabar, dari lagu rock hingga berbagai ideologi politik, dengan pemahaman yang lebih dalam, serta melihat dengan lebih baik arti dan tujuan di belakang berbagai peristiwa dan faktor.
___________________________________________________________
Judul Sejarah Bangsa Israel dalam Bibel dan Al-Quran
Penulis Dr. Louay Fatoohi & Prof. Shetha Al-Dargazelli
No. ISBN 9798394771
Penerbit Mizan
Tanggal terbit Desember – 2007
Jumlah Halaman 360
Jenis Cover Soft Cover
Pelajaran terpenting yang bisa kita peroleh dari Fatoohi dan Al-Dargazelli adalah cara memformulasikan pertanyaan atau teka-teki ilmiah dalam kerangka Islamic science. Sebagai contoh, setelah membaca kisah Eksodus dalam Al-Quran, kita bertanya-tanya tentang identitas Firaun yang tewas dalam Eksodus, seperti:
- Apakah pada masa hidup Musa ada dua Firaun atau hanya satu?
- Berapa lama Firaun masa Musa itu hidup?
- Benarkah dia tenggelam di Laut Merah?
- Apakah tubuhnya pernah ditemukan, artinya apakah dia dimumikan, ataukah tubuhnya tidak ditemukan di antara mumi-mumi Firaun?
Fatoohi dan Al-Dargazelli memformulasikan dan menjawab semua pertanyaan itu menggunakan Al-Quran. Dan dalam prosesnya, mereka mendemonstrasikan bagaimana sejarah dan arkeologi yang eksternal dan empiris dapat diselaraskan dengan ajaran Al-Quran dan Islam secara umum.
***
“Dalam Bab Tujuh, Fatoohi dan Al-Dargazelli mencoba menetapkan identitas Firaun Eksodus. Mereka menunjukkan bahwa dalam Al-Quran, Firaun Eksodus adalah Firaun yang berkuasa pada masa Musa lahir. Tambahan, dengan hanya menggunakan Al-Quran, mereka menetapkan bahwa Firaun itu pastilah berkuasa sangat lama (paling tidak mulai masa kelahiran Musa hingga saat Firaun tewas di Laut Merah). Barulah setelah itu mereka meninjau catatan-catatan historis dan arkeologis untuk mengidentifikasi Firaun yang berkuasa lama itu.
Kemungkinan dapat dipersempit hingga Rameses II, yaitu dengan menggunakan kisah Yusuf dalam Al-Quran dan materi historis lainnya.”
- Nahyan Fancy, Ph.D.
Projek Fatoohi dan Al-Dargazelli bisa disebut sebagai Islamic archaeology, sebagai tandingan dari Biblical archaeology.”
- Nahyan Fancy, Ph.D.
“Fatoohi dan Al-Dargazelli memulai penelitian dengan keyakinan bahwa Al-Quran adalah firman Tuhan, sehingga hanya memuat informasi akurat tentang peristiwa-peristiwa historis. Oleh karena Eksodus Bani Israel telah mendapat banyak perhatian dari para pakar Bibel, Fatoohi dan Al-Dargazelli juga berusaha mengajukan pandangan alternatif berdasarkan informasi Al-Quran tentang Eksodus, dan mempertahankan bahwa klaim mereka itu akurat dan konsisten dengan penemuan-penemuan arkeologis dan historis terkini. Saya setuju bahwa kesimpulan mereka lebih rasional dan memaparkan sejarah Eksodus secara jauh lebih baik ketimbang kesimpulan-kesimpulan sebelumnya.”
- Nahyan Fancy, Ph.D.
Dosen Jurusan Sejarah Universitas DePauw, Indiana, AS
“Peristiwa-peristiwa yang berlangsung pada masa Musa banyak dijumpai dalam Bibel maupun Al-Quran. Dengan demikian, sejarah bangsa Ibrani di Mesir Kuno memuat titik-titik temu yang paling meyakinkan di antara umat Yahudi, Kristen, dan Muslim. Sejarah bangsa Ibrani di Mesir secara sangat sempurna menggambarkan kesesuaian antara ilmu pengetahuan modern dan Kitab-Kitab Suci.”
- Dr. Maurice Bucaille
Penulis Firaun dalam Bibel dan Al-Quran
Hayat-us-Sahaba: Lives of the Sahabah. Author: Muhammad Yusuf Khandalwi. Language: English· Size:2 volumes · Pages: 13 parts · Format: PDF - Hayatus Sahabah is a masterpiece. A Large Collection of events and incidents involving the Prophet (SAW) and the Sahabah (RA), meticulously categorized by the common lessons and morals these incidents symbolise. Meticulously categorized by the common lessons and morals these incidents symbolise. The author has organised together a vast amount of information to paint a vivid picture of the Sahabah, and their training by the Prophet (SAW), a must for every Muslim, and every reader of Hisory.
CALL TO MUSLIMS TO BECOME AN UMMAH: Translation of a speech by Maulana Mohammad Yusuf RuA Translation by: Dv. Shamim Ahmad (Professor) AMU, Aligarh INDIA.
Muslim Degeneration and its Only Remedy: Translation of the Urdu Book Musalmano-ki-Mawjoodah-pasti-ka-Waahid-llaaj: by Maulana Ihtishaamul Hasan Kaandhlawi translated by
Malik Haq Nawaz
***
“Dalam Bab Tujuh, Fatoohi dan Al-Dargazelli mencoba menetapkan identitas Firaun Eksodus. Mereka menunjukkan bahwa dalam Al-Quran, Firaun Eksodus adalah Firaun yang berkuasa pada masa Musa lahir. Tambahan, dengan hanya menggunakan Al-Quran, mereka menetapkan bahwa Firaun itu pastilah berkuasa sangat lama (paling tidak mulai masa kelahiran Musa hingga saat Firaun tewas di Laut Merah). Barulah setelah itu mereka meninjau catatan-catatan historis dan arkeologis untuk mengidentifikasi Firaun yang berkuasa lama itu.
Kemungkinan dapat dipersempit hingga Rameses II, yaitu dengan menggunakan kisah Yusuf dalam Al-Quran dan materi historis lainnya.”
- Nahyan Fancy, Ph.D.
Projek Fatoohi dan Al-Dargazelli bisa disebut sebagai Islamic archaeology, sebagai tandingan dari Biblical archaeology.”
- Nahyan Fancy, Ph.D.
“Fatoohi dan Al-Dargazelli memulai penelitian dengan keyakinan bahwa Al-Quran adalah firman Tuhan, sehingga hanya memuat informasi akurat tentang peristiwa-peristiwa historis. Oleh karena Eksodus Bani Israel telah mendapat banyak perhatian dari para pakar Bibel, Fatoohi dan Al-Dargazelli juga berusaha mengajukan pandangan alternatif berdasarkan informasi Al-Quran tentang Eksodus, dan mempertahankan bahwa klaim mereka itu akurat dan konsisten dengan penemuan-penemuan arkeologis dan historis terkini. Saya setuju bahwa kesimpulan mereka lebih rasional dan memaparkan sejarah Eksodus secara jauh lebih baik ketimbang kesimpulan-kesimpulan sebelumnya.”
- Nahyan Fancy, Ph.D.
Dosen Jurusan Sejarah Universitas DePauw, Indiana, AS
“Peristiwa-peristiwa yang berlangsung pada masa Musa banyak dijumpai dalam Bibel maupun Al-Quran. Dengan demikian, sejarah bangsa Ibrani di Mesir Kuno memuat titik-titik temu yang paling meyakinkan di antara umat Yahudi, Kristen, dan Muslim. Sejarah bangsa Ibrani di Mesir secara sangat sempurna menggambarkan kesesuaian antara ilmu pengetahuan modern dan Kitab-Kitab Suci.”
- Dr. Maurice Bucaille
Penulis Firaun dalam Bibel dan Al-Quran
Hayat-us-Sahaba: Lives of the Sahabah. Author: Muhammad Yusuf Khandalwi. Language: English· Size:2 volumes · Pages: 13 parts · Format: PDF - Hayatus Sahabah is a masterpiece. A Large Collection of events and incidents involving the Prophet (SAW) and the Sahabah (RA), meticulously categorized by the common lessons and morals these incidents symbolise. Meticulously categorized by the common lessons and morals these incidents symbolise. The author has organised together a vast amount of information to paint a vivid picture of the Sahabah, and their training by the Prophet (SAW), a must for every Muslim, and every reader of Hisory.
CALL TO MUSLIMS TO BECOME AN UMMAH: Translation of a speech by Maulana Mohammad Yusuf RuA Translation by: Dv. Shamim Ahmad (Professor) AMU, Aligarh INDIA.
Muslim Degeneration and its Only Remedy: Translation of the Urdu Book Musalmano-ki-Mawjoodah-pasti-ka-Waahid-llaaj: by Maulana Ihtishaamul Hasan Kaandhlawi translated by
Malik Haq Nawaz